H. Budi Purnomo, Caleg Hanura No. 6 DPRD Kota Bekasi, dapil Bekasi Barat & Medan Satria

Peduli Anak Yatim Bukan Karena Kampanye, Itu Alasan H. Budi Purnomo dalam Berkampanye

kandidat-kandidat.com, Minggu, 29 Maret 2009, 18:12 WIB

H. Budi Purnomo, Caleg Hanura no.6 DPRD Kota Bekasi, dapil Bekasi Barat & Medan Satria (Foto: Flyer)

Bekasi, bksOL - Apa yang dilakukan oleh sebagian besar caleg pada masa kampanye memang sungguh jadi perhatian banyak orang, khususnya Panwaslu. Bahkan tidak sedikit yang melakukan hal-hal sepele yang terkadang bisa mengundang Panwaslu untuk mempermasalahkan, bahkan bisa dikategorikan sebagai pelanggaran kampanye pemilu.

Hal ini pun sangat dicermati oleh caleg Hanura, untuk DPRD Kota Bekasi, H. Budi Purnomo. Jauh-jauh hari sebelum masa kampanye terbuka diberikan, H. Budi sudah melakukan sosialisasi dengan menemui masyarakat langsung ke rumah-rumah mereka. Karena kepeduliannya pada anak yatim begitu besar, sesuai dengan amanah perintah agama yang dicontohkan Nabi Muhammad s.a.w untuk mencintai anak yatim, H. Budi rela untuk menyambangi mereka sekalipun harus berjalan kaki.

Pergi ke pelosok-pelosok perkampungan dan perumahan dimana di situ ada anak yatim, ayah 3 orang anak ini sengaja mencari mereka. Padahal kalo mau diteliti, tidak ada satupun anak yatim yang dia santuni sudah masuk kategori usia pemilih. Jadi jelas ia tidak sedang melakukan kampanye, demikian ungkapnya kepada dobeldobel.com.

Dan lagi apa yang bisa dikategorikan kampanye terselebung dan bisa membuat Panwaslu menganggapnya sebagai pelanggaran kampanye? Momentum yang dia ambil adalah 10 Muharram H, dimana sudah dikenal banyak pada tanggal hijriah itu adalah sebagai lebarannya anak yatim. Kepeduliannya kepada anak yatim itulah yang mendorongnya untuk lebih mengenal masyarakat di tingkat bawah. Dan lagi menjelang masa kampanye terbuka ia memang harus lebih mengetahui situasi dan kondisi di lapangan, terutama daerah-daerah pemilihannya yang nantinya ia akan menjadi wakil rakyat untuk mereka.

Langsung ataupun tidak manfaat yang akan dia terima atas perolehan suara yang mendukung ia, hanyalah anak yatim yang menjadi pusat perhatiannya. Masalah ia mencalegkan diri, itu juga karena masanya yang memang memungkinkan ia harus terjun ke dunia politik sekarang ini.

"Kalau dulu, pada masa pemilu hanyalah memilih caleg partai yang tidak begitu dikenal dan berhubungan secara langsung, maka pada pemilu 2009 inilah saya mau terjun dan berpartisipasi." ujarnya bersemangat. Baginya pemilu-pemilu sebelumnya dia hanya sempat mendukung satu partai yakni Golkar, itu pun karena istrinya adalah seorang pegawai negeri, sementara dirinya adalah seorang pengusaha kontraktor swasta.

Caleg yang mempunyai pupil mata abu-abu kebiruan ini, juga menyayangkan dengan adanya caleg-caleg yang melakukan pembagian sembako dan kemudian dipermasalahkan oleh Panwaslu (tingkat kecamatan di wilayahnya) melempar batu sembunyi tangan. Diapun menegaskan, jelas beda sekali apa yang dilakukan kepada para anak yatim, adalah kepedulian yang tidak berdampak langsung, karena anak yatim biasanya bukanlah calon pemilih (konstituen) bila dilihat dari usianya yang memang belum masuk umur pemilih.

Sedangkan caleg-caleg yang memberikan sembako, sepertinya memang tidak mendidik masyarakat karena mereka jadi sangat amat tergantung dengan pemberian sumbangan sembako dari para caleg. Apalagi jelas-jelas sang caleg memberikan sembako dengan cara menukarkan kupon yang ada atribut partai dan foto sang caleg. Siapapun yang mendapat kupon tersebut untuk ditukarkan sembako umumnya adalah mereka yang sudah cukup umur untuk jadi calon pemilih tetap.

Sekalipun demikian, H. Budi Purnomo, lelaki kelahiran Purworejo yang mempunyai senyum manis ini menambahkan, siapapun boleh saja memberikan sumbangan kepada masyarakat.

Sepanjang itu tidak saja dilakukan pada masa kampanye, yang jelas sangat sarat dengan pamrih agar dapat dukungan suara. Alangkah baiknya itu mereka lakukan setelah masa kampanye atau kalau perlu seterusnya, karena sebenarnya rakyat memang membutuhkan itu, cuma memang harus melalui mekanisme dan sistem yang terencana dan profesional dan tidak mengakibatkan rakyat menjadi ketergantungan, demikian ungkapnya kepada dobeldobel.com.

H. Budi Purnomo, caleg Hanura yang telah tinggal di Harapan baru semenjak tahun 1987 ini, mengatakan bahwa ia lebih mempersering silaturrahmi kepada masyarakat di lingkungannya tinggal.

Baik itu ada koordinasi dengan tim relawannya, maupun tanpa koordinasi. Jadi masyarakat bisa saja menghubungi dia untuk hadir baik itu untuk urusan hajatan, seperti pernikahan, khitanan ataupun arisan dan yang sejenisnya.

Ada kejadian unik saat ia mengadakan arisan di tempat salah satu keluarga dan temannya, dimana karena mengundang pedagang bakso, siomay dan mie ayam dalam satu acara arisan, ia sempat ditegur oleh pihak Panwaslu (Panwascam) karena sepertinya sedang melakukan kampanye, namun dengan tersenyum dia menjawab tidak ada kampanye pada acara tersebut, apalagi tidak ada satu atributpun yang ia bawa. Dari situ dia mulai belajar banyak untuk lebih berhati-hati dengan kegiatan acara yang dia hadiri.

Ada juga dia diundang dalam satu acara, dimana ia sempat dihubungi oleh beberapa ibu-ibu dan tanpa dia duga, dia dimintai sumbangan berupa sembako.

Tentunya dia sangat sedih sekali, karena memang H. Budi tidak menyediakan, jangankan 5kg sembako, 1kg saja tidak. Karena bukan itu yang mau ia lakukan dalam sosialisasi.

Satu keberuntungan dari namanya, H. Budi Purnomo mempunyai lawan politik yang sudah lebih dahulu terkenal dan pernah menjadi anggota dewan yang serupa nama depannya. Jadi saat dia bersosialisasi ke tengah masyarakat, dia hanya menjelaskan bahwa ia datang dari partai yang berbeda. Demikian pula namanya yang di belakang, sama dengan caleg partainya, Hanura namun dari DPR RI.

Reporter: SidikRizal, Editor: InekeKusumawati

------------------------------------------------------
Nama Lengkap: H. Budi Purnomo

TTL: Purworejo, 24 Juni 1959

Alamat:
Jl. Apel 2 no. 6, Perum Harapan Baru 1, Kel. Kota Baru Bekasi Barat
Telp.: 021.886.3530 (Posko)

Ayah: H.R. Sastrosoewarno (alm.)
Ibu: Hj. Juwariyah

Istri: Hj. Sri Purwaning Rahayu
Anak:
1. Laras Chintya Dewi / Laras (S1-Ilmu Komunikasi)
2. Permata Dewi Andanti / Danti (SMA 12 Jakarta)
3. Azhary S. Andantha / Ary (SMP kelas 1)

Riwayat Pekerjaan:
1. Direktur Utama PT. Andalan Kita Prima Semesta, bidang usaha Kontraktor Konstruksi

Riwayat Organisasi:
1. Pengurus RW di Perumahan Harapan Baru 1
2. Pegurus/Ketua RT di Perumahan Harapan Baru 1
3. Pengurus DKM Masjid di Harapan Baru 1, Ketua Bid.III (Konstruksi, Elektri dan Mekanikal)
4. Ketua Koordinator Bekasi Barat KJS (Klub Jantung Sehat) Kota Bekasi
5. Ketua Koordinator Jambore Nasional Jantung Sehat di Purwokerto

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama